Sabtu, 18 Maret 2017

Pusaka Kebo Landoh

Pada tulisan kali ini saya ingin berbagi tentang sejarah PUSAKA KEBO LANDOH. Istilah Kebo Landoh cukup dikenal khususnya oleh orang-orang yang hobi berburu pusaka atau pusaka yang mempunyai kekuatan mistik.





Wujud ajimat yang satu ini hanya berupa kulit kerbau, namun jangan sembarangan, siapapun yang membawa pusaka ini akan memiliki kekuatan kebal senjata tajam atau api.

Lumrah, sebagai barang yang langka dan memiliki khasiat unggul, untuk mendapatkan Ajimat Lulang Kebo Landoh tentu tidaklah mudah.

Menurut cerita, Ajimat yang satu ini bermula ada di Desa Landoh, Kecamatan Kayen, Kabupaten Pati, Jawa Tengah.

Tentang asal-usul Pusaka Lulang Kebo Landoh ini ternyata memiliki cerita yang cukup panjang. Dikisahkan seperti yang saya nukil dari Serat Syeh Jangkung, sebelum menjadi pusaka kebal yang ampuh seperti dipercayai banyak orang, konon bermula dari kehidupan rakyat jelata bernama Saridin yang kelak kemudian hari bergelar Syeh Jangkung.

Mulanya, Saridin adalah penasehat Sultan Agung. Namun mendekati masa tuanya dia memilih hidup sebagai rakyat biasa. Dia membuka perkampungan baru dan hidup sebagai petani. Untuk memulai hidup barunya, Saridin mencari binatang peliharaan yang dapat digunakan untuk membajak sawah.


Nah, dalam mencari binatang itu cerita tentang ajimat ini berawal. Sampailah Saridin atau Syeh Jangkung ini di Desa Lose dan bertemu dengan tujuh orang lelaki yang sedang memperbaiki atap rumah dan dia bertanya,

“Apa ada yang akan menjual kerbau saya akan membeli dua saja” demikian ucapan Saridin seperti yang tertulis di Serat Syeh Jangkung.

Ternyata ketujuh orang yang ditanya itu menanggapinya dengan sinis dan setengah meledek.
“Di desa ini tidak ada orang yang akan menjual kerbau, kecuali seekor kerbau yang telah mati, itupun akan diberikan Cuma-Cuma kalau Kisanak mau,” kata salah seorang dari mereka.

Saridin tertarik dengan tawaran itu. Kemudian ketujuh orang tersebut mengajaknya melihat kerbau yang telah menjadi bangkai tersebut. Saridin menghampiri kerbau yang telah mati. Sambil mengelus bangkai kerbau Saridin berucap,

 “Sungguh sayang, kerbau ini telah mati, badannya besar dan bertanduk panjang. Semoga bisa hidup kembali!”.
Setelah berkata demikian, saridin atau Syeh Jangkung kemudian melakukan shalat Hajat dua rakaat dan berdoa kepada Allah,

“Semoga terkabul, dan kerbau ini hidup kembali dan panjang umur”.

Setelah berdoa demikian, dipegangnya kedua tanduk kerbau itu, dan ditepuk tiga kali tubuhnya sambil berucap, “Sekarang bangunlah, nyenyak betul kamu tidur!”

Aneh bin ajaib! Berkat Kuasa Allah SWT kerbau itu terkejut, dan tampak bergerak kembali. Dikibas-kibaskan ekornya, sedang kedua matanya memandang Syeh Jangkung.


“Bangunlah!” ucap Syeh Jangkung lagi, dan kemudian kerbau itu berdiri. Hewan yang telah mati ini benar-benar hidup kembali.

Tak pelak, melihat kejadian ini, ketujuh lelaki yang semula mencemooh Saridin akhirnya meminta maaf. Saridin atau Syeh Jangkung memberikan maafnya, tetapi dia juga meminta bantuan pada tujuh orang tersebut untuk menggiring kerbau yang telah menjadi miliknya tersebut.

Singkat cerita, sesampai di sebuah sungai di Dusun Sani kerbau tersebut dimandikan. Karena tanduknya yang panjang, saat kerbau tersebut makan rumput Syeh Jangkung menekuknya ke bawah hingga menyentuh tanah. oleh karena itulah kerbau milik syeh Jangkung ini di sebut kerbau dungkul. Karena kerbau dungkul tak mau dipekerjakan maka kerbau tersebut dibiarkan hidup liar di Desa Landoh. Konon, karena itulah akhirnya orangpun menyebutnya Kebo Landoh.

Menjelang akhir hayatnya, Syeh Jangkung berpesan pada anak isterinya, agar saat dirinya meninggal, kerbau Dungkul alias Kebo Landoh disembelih untuk sedekah. Namun saat Syeh Jangkung meninggal pada tahun 1563 Jawa, yang ditandai sengkalan trirasa angin narenda, justru Kerbau Landoh itu minggat entah kemana. Baru setelah 40 hari kematian Syeh Jangkung, kerbau itu pulang. Dan sesuai wasiat pemiliknya, kerbau inipun disembelih.

Keanehan terjadi. Saat penyembelihan kerbau ini keluar Syeh Jangkung mengalami kesulitan, karena si Kebo Landoh tidak mempan senjata tajam. Kulitnya bagaikan besi. Namun, dengan sebuah pusaka khusus peninggalan Syeh Jangkung akhirnya Kebo Landoh dapat disembelih.

Beberapa waktu sepeninggal Syeh Jangkung, ada serombongan pedagang yang singgah dan bermalam di desa Landoh. Saat bermalam itulah ada seorang pedagang yang kehilangan sabuk pengikat barang dagangannya. Salah seorang pimpinan pedagang tersebut menghadap Pangeran Tirtokusumo (anak syeh jangkung) untuk meminta tali pengikat dan diberilah dia sebagian kulit kerbau Landoh.

Di dalam perjalanan hendak pulang, salah seekor sapi pedagang tersebut mengamuk. Melihat hal ini, Pangeran Tirtokusumo memerintahkan anak buahnya untuk mengepung sapi tersut. Akibat mengamuknya sapi yang kesetanan itulah banyak korban berjatuhan. Sehinggan diputuskan untuk membunuh sapi itu. Namun saat di tombak, ternyata sapi itu tidak mempan. Bahkan kulitnya tidak sedikitpun lecet oleh senjata tajam.

Dalam kepanikan yang mencekam, beruntung, karena kekelahan sapi dapat ditangkap. Pangeran Tirtokusumo segera melepas sabuk yang ada ditubuh sapi tersebut yang ternyata adalah kulit kebo Landoh yang sempat dia berikan pada pedagang itu. Dari pengalaman inilah, Pangeran Tirtokusumo beranggapan bahwa yang menjadi kebal adalah kulit dari Kebo Landoh. Kemudian dia bagi-bagikan sisa kulit (lulang-Jawa) Kebo Landoh pada seluruh masyarakat landoh untuk disimpan sebagai ajimat.

Demikian sekilas tentang asal-usul Pusaka Kebo Landoh yang bisa saya bagikan. Yang saya dapat dari berbagai tulisan..Kurang lebihnya mohon maaf..Semoga menambah Wawasan bagi pembaca.
Salam Budi Luhur.

2 komentar:

  1. Radang Paru-paru Copd.

    Saya Abd Kadir bin Sumardi, 42 tahun. Saya disahkan mengidap radang paru-paru pada akhir tahun 2020. Petanda awal sakit saya ialah batuk tak berhenti selama 3 bulan. Batuk yang berkahak dan adakala nya berdarah. Setelah mendapatkn rawatan di pelbagai klinik kerajaan dan swasta , batuk tetap tak baik, sukar bernafas dan dada terasa sakit sangat.
    Banyak rawatan alternatif dari produk luar saya ambil tapi tak berkesan. Kemudian saya buat x-ray dan mendapatkan rawatan hospital. Doktor pun mengesahkan saya mengidap radang paru-paru akibat dari pencemaran alam sekitar yang mengandungi bahan kimia. Untuk makluman, saya bekerja dalam persekitaran yang mengandungi pencemaran bahan kimia. Setelah itu sahabat saya telah terlihat di facebook berserta testimonial pesakit. Lalu dia pun memperkenalkan kepada saya untuk mencuba produk tersebut. Saya pun menghubungi pengasas produk tersebut En. Zuhairi dan mendapatkan nasihat daripada beliau. Beliau mengesyorkn saya untuk mencuba. Alhamdulillah dalam 2 minggu dah terasa perubahan .Batuk samakin berkurang. Saya terus mengamalkan 2 jenis jus itu selama beberapa bulan sampai masalah pernafasan dan batuk terus semakin baik. Menurut En. Zuhairi, masalah saya ini ialah paru-paru copd iaitu sakit yang tiada ubatnya dan pesakit perlu menggunakan oksigen sekiranya semakin teruk. Tapi Alhamdulillah sehingga kini saya terus mengamalkan. Syukur pada Allah mengenalkan saya dengan En. Zuhairi
    Semoga beliau berjaya membantu pesakit lain juga di luar sana untuk sembuh dengan produk ini.
    ..........................................................................
    Dan ramai lg psakit2 yg gunakan produk ni sembuh dari masalah lutut kronik,kanser gout kronik dan lain2 yg guna produk jutawan herbs ni. Ini kenyataan bkn rekaan untuk melariskan produk semata2. Benda elok harus dikongsi agar sama2 dapat manfaat,okay.

    Nanti boleh hubungi En. Mohd Zuhairi dn pm sendiri testimoni2 td tu yer..๐Ÿ˜‰

    9)Jadi saya mintak pd sape2 yg ada sakit kanser x kisah lah kanser apa pon...Call atau terus wasap Pengasasnya sendiri okay๐Ÿ‘‡๐Ÿป
    En. Mohd Zuhairi - 017468 7570


    ๐Ÿ’Yg penting ubat nya MAMPU DIBELI dan mujarab..mudah mudahan aaminn..๐Ÿคฒ๐Ÿผ


    Call order wasap@call- En mohd zuhairi- 0174687570

    ๐Ÿ˜kalau wasap lambat balas(biasa nya sebab ramai yg wasap dia.)
    Tp nanti dia akn blas jugak yer..
    #sharepadayangmemerlukan
    #sharing is caring

    BalasHapus